Menjadi pengusaha sukses tentunya harapan setiap orang. Siapa sih yang nggak suka memiliki perusahaan sendiri yang sudah matang dan memiliki laba yang cukup besar tiap bulannya. Bahkan pendapatan yang didapat bisa melebihi pendapatan para karyawan di perusahaan.

Era perkembangan teknologi ini menggeser budaya belanja masyarakat terutama didaerah perkotaan. Mereka yang mau belanja nggak perlu lagi repot-repot buat pergi ke toko atau mal untuk sekedar melihat-lihat barang yang ingin dibeli. Media sosial yang ada beralih fungsi menjadi toko yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja selama gawai yang digunakan terhubung dengan internet.

Diluar perkiraan, perkembangan teknologi komunikasi nggak hanya menggeser budaya belanja masyarakat. Tetapi juga menggeser budaya para pengusaha dan juga para calon pengusaha. Pengusaha hari ini tidak perlu repot-repot menabung untuk membangun toko dan mengurusi berbagai tetek bengek surat izin mendirikan usaha. Hal ini menarik perhatian terutama bagi mereka yang masih berusia muda dan berniat untuk memiliki penghasilan sendiri.

Kebiasaan mereka yang rajin memposting sesuatu di media sosial diupayakan menjadi hal yang bermanfaat dan mendatangkan keuntungan. Hingga akhirnya banyak anak muda yang berbondong-bondong mendirikan toko online lewat media sosial. Ada yang memulai usahanya secara mandiri, ada juga yang bersama-sama mendirikan usaha toko online nya.

Hingga akhirnya saat ini muncul anggapan bahwa bekerja di perusahaan itu enggak enak. Kita enggak memiliki kontrol penuh atas diri kita, karena semua pikiran dan tenaga kita dicurahkan cuma buat perusahaan. Kita enggak punya waktu untuk keluarga kita, sanak famili, dan bahkan teman-teman kita sendiri.

Lalu apakah berwirausaha lebih baik ketimbang menjadi karyawan?

Gue pribadi, bukan orang yang mampu berwirausaha dengan baik. Gue bukan seorang yang pandai menawarkan suatu produk ke orang-orang. Sampai sekarang gue masih jadi orang yang mengandalkan gaji bulanan untuk memenuhi kebutuhan dan merintih dalam diam ketika masuk tanggal tua setiap bulan.

Sedih ya? Iya kali, gue sih enggak ngerasa sedih. Biasa aja.

Tapi ya malu aja kalau ada yang tahu masih muda udah punya ini itu. Udah “sukses” punya mobil, punya rumah, dan udah keliling dunia dengan hasil usaha sendiri. Cerita-cerita kayak gitu juga membuat gue tergiur untuk mulai berwirausaha.

Tapi apa wirausaha itu soal menjual produk aja?

Kayaknya engga deh. Wirausaha harus lebih dari itu. Gue percaya bakal ada banyak ilmu yang melingkupi wirausaha. Pasti bakal ada teknik marketing yang bener, tentang ilmu pengetahuan finansial, pembukuan dan sebagainya. Wirausaha itu sama kayak main musik. Ada yang punya bakat sehingga gampang paham, ada yang gak punya bakat tapi keras kepala buat belajar hingga akhirnya bisa. Lalu ada dimana gue?

Ya bukan dilingkungan buat jadi pengusaha lah, seenggaknya belum. Karena gak ada salahnya jadi orang yang dipercaya perusahaan. Ya walaupun ujung-ujungnya otak sama badan lu diperes juga sih. Itu sebabnya ada saat dimana gue bakal berwirausaha juga. Dalam waktu dekat.

Karena setiap orang memerlukan momentum untuk bangkit. Momentum yang enggak bisa dikejar, tapi momentum yang akan hadir begitu saja pada waktu yang tepat. Pada waktu dimana kita siap.

Happy Ied Mubarak

Tinggalkan komentar